BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS »

Minggu, 02 Mei 2010

Puisi Persahabatan

Oleh: AsianBrain.com Content Team


Saat ini, begitu banyak kita temui puisi persahabatan. Puisi ini berisi larik-larik yang menuangkan isi hati akan indahnya sebuah persahabatan. Bicara tentang sahabat, memang tidak ada habisnya. Kita bisa menemukan banyak malaikat berwujud manusia, yang memberi warna dalam kehidupan kita.
Berbagai definisi sahabat yang dituangkan dalam puisi persahabatan diantaranya sebagai berikut :

I.             Indahnya Persahabatan

Tiada mutiara sebening cinta..
Tiada sutra sehalus kasih sayang..
Tiada embun sesuci ketulusan hati..
Dan tiada hubungan seindah persahabatan..
Sahabat bukan
MATEMATIKA yang dapat dihitung nilainya..
EKONOMI yang mengharapkan materi..
PPKN yang dituntut oleh undang-undang..

Jumat, 30 April 2010

GEISHA KEMBANG SAKURA

”GEISHA adalah seorang artis dari dunia yang mengapung, dia menari, dia menyanyi,-
dia menghibur dengan cara apapun yang kau inginkan”
(Suatu kalimat dari film : Memoirs of a GEISHA)

GEISHA (Bahasa Jepang : 芸者 ; Seniman), ada juga yang menyebutnya dengan sebutan GEIKO, adalah seniman-penghibur tradisional dari Jepang dengan wajah putih, bibir merah, bersanggul besar, dan mengenakan kimono (Baju tradisonal Jepang dan juga Benda paling berharga bagi seorang GEISHA, karena kimono yang bagus sangat mahal, dan mereka harus selalu mengenakan busana itu).
Warna kimono dipilih sesuai dengan musim : Hitam untuk awal tahun dan hari-hari penting, Pink untuk musim semi, Jingga untuk musim gugur, dan Hijau untuk musim dingin. Sanggul GEISHA ditata seminggu sekali oleh penata rambut profesional yang sudah berpengalaman selama puluhan tahun. Agar tatanan rambut tidak rusak, GEISHA tidur dengan leher disangga balok kayu. Jika keluar rumah, GEISHA mengenakan bakiak tinggi (sandal tradisional Jepang), agar kimononya tidak kotor.

GEISHA pertama kali muncul pada tahun 1600-an. Keberadaan geisha dalam struktur kehidupan Jepang sudah berlangsung selama 400 tahun. Awalnya GEISHA adalah seorang laki-laki. Mereka menari dan bernyanyi untuk menghibur para tamu. Lalu pada tahun 1800-an, GEISHA laki-laki digantikan oleh GEISHA perempuan.
Kebanyakan GEISHA dilahirkan dari keluarga yang miskin, mereka dijual oleh anggota keluarganya sendiri untuk mendapatkan uang, mereka sejak mereka masih kecil. Seorang calon GEISHA tinggal bersama-sama di okiya (rumah GEISHA) yang dipimpin oleh seorang ‘Ibu GEISHA. Awal menginjakkan kakinya ke rumah barunya, seorang GEISHA sudah memiliki hutang kepada pemilik rumah. Hutang yang harus dibayarnya setelah resmi menjadi seorang GEISHA. Hutang itu terus bertambah, karena seorang calon GEISHA diberi pendidikan, dan biaya untuk pendidikan GEISHA tersebut dibiyayai oleh ‘Ibu GEISHA”.